Senin, 06 Juli 2020

INDAHNYA BEPUISI


Puisi diartikan sebagai tuturan yang terikat (terikat oleh baris, bait, rima, dan sebagainya). Puisi merupakan ekspresi kreatif (menciptakan curahan jiwa) yang di dalamnya bersifat estetik (memiliki keindahan). 

Unsur-Unsur Puisi
a. Unsur Intrinsik Puisi
    1) Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi. 
    2) Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.                            Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,             misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam                        masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. 
    3) Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.             Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan                  pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan          nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.  
    4) Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau                 pendengar. 
    5) Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif,              berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam              puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah                  dilihat melalui majas-majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada              yang menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam                  karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. 
    6) Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau                baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris. 
    7) Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk baris,         namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang                menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya. 
    8) Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian         dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin disampaikan            oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca melalui penginderaan. 
    9) Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau                berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh.                Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
b. Unsur Ekstrinsik Puisi
    1) Unsur biografi, unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup                        berpengaruh dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari             keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para pembacanya, yang         terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi.    
    2) Unsur sosial, unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu dibuat.            Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi                        masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga            puisi yang dibuat pada saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap                        masyarakat. 
    3) Unsur nilai, unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni,                ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam         puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat memengaruhi baik atau tidaknya puisi 
    
Menyimpulkan isi puisi
a. Membaca puisi dengan saksama. 
b. Menandai diksi yang digunakan dalam puisi. 
c. Memahami maksud kata-kata tersebut secara cermat. 
d. Menafsirkan makna puisi sesuai bahasa yang digunakan. 
e. Menyimpulkan pesan dalam puisi. 

Jenis-Jenis Puisi
a. Puisi Lama 
 Puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat erat dengan kaidah dan aturan-aturan penulisan yang berlaku seperti aturan baris, bait, sajak atau rima, banyak suku kata, dan penggunaan irama. Puisi lama adalah milik masyarakat lama, dan biasanya tidak diketahui siapa penulisnya. 
    1) Mantra merupakan suatu ucapan ucapan yang berisi doa dan dianggap memiliki kekuatan gaib. 
    2) Pantun merupakan suatu bentuk puisi lama yang bercirikan bersajak a-b-a-b di akhir kalimat. 
    3) Seloka merupakan sebuah pantun yang berikat. 
b. Puisi Baru 
 Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan yang memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama dalam segala hal seperti rima, baris, bait, diksi dan sebagainya. 
    1) Balada merupakan sebuah puisi yang isinya berupa kisah atau cerita. 
    2) Himne merupakan sebuah puisi yang berisi pujian pujian kepada tuhan, alam, tanah air atau                    pahlawan. 
    3) Romansa merupakan sebuah puisi yang berisi tentang percintaan dan kasih sayang.

Memahami Periodisasi Puisi

    Berdasarkan periodisasinya, puisi dapat dibedakan menjadi puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer. Hampir semua puisi lama dibuat dengan sangat terikat pada aturan-aturan yang meliputi jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris, dan irama (ritma). Adapun puisi baru sudah mulai meninggalkan aturan-aturan dalam puisi lama. Hanya saja dalam puisi baru masih memperhatikan jumlah baris dalam tiap baitnya. Adapun puisi kontemporer sudah jauh lebih bebas dari segala aturan seperti yang ada pada puisi lama dan bahkan puisi baru. Puisi kontemporer biasanya mengutamakan isi daripada bentuknya.

 Menulis Puisi 
a. Tentukan Tema dan Judul
b. Menentukan Kata Kunci
c. Menggunakan Gaya Bahasa
d. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin

Pembacaan Puisi yang Baik
a. Eskpresi merupakan pengungkapan atau pun suatu proses dalam mengutarakan maksud, perasaan,         gagasan, dan sebagainya. 
b. Pelafalan merupakan suatu proses atau usaha untuk mengucapkan bunyi bahasa, baik itu suku kata,        kata, frasa, atau kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi. 
c. Tekanan atau nada adalah tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Dalam hal ini tekanan berfungsi        untuk memberikan tekanan khusus pada kata-kata tertentu. 
d. Intonasi adalah penyajian tinggi rendah irama puisi dengan memperhatikan jenis-jenis tekanan,             seperti tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo.

Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah puisi yang dinyanyikan sehingga seorang pendengar yang kurang paham menjadi paham, yang tidak bisa menggambarkan sebuah isi puisi bisa tahu isi puisi tersebut. Dengan mengolaborasikan antara sastra dan musik. Cara melakukan musikalisasi puisi dengan benar yaitu sebagai berikut. 
a. Menentukan puisi yang akan dimusikalisasi. 
b. Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan. Mengapresiasi puisi artinya mencermati secara sungguh-       sungguh sebuah puisi hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan     perasaan yang baik terhadap cipta sastra. 
c. Memerhatikan kesusastraan isi puisi dengan suasana yang dibangun. 
d. Menentukan alat musik yang digunakan untuk mengiringi musikalisasi puisi. Alat musik yang akan        kalian gunakan dapat berupa gitar, gendang, keyboard, dan sebagainya. 
e. Menentukan notasi nada yang akan digunakan. Notasi nada tersebut dapat berbentuk notasi angka         atau pun notasi balok. Guna notasi untuk mempermudah melagukan puisi tersebut. Tentunya                 mengubah sebuah puisi menjadi musikalisasi bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu, kalian harus rajin berlatih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar